Muslim Fashion Festival (MuFFest) Indonesia yang digelar dari tanggal 25-29 Mei 2016 boleh berlalu, tetapi banyak sekali cerita dan pengalaman yang sangat berkesan untuk aku. Acara yang diselenggarakan di Istora Senayan ini sukses menarik banyak pengunjung. Pemerhati dunia mode, pelaku industri mode, media cetak dan elektronik, sampai masyarakat umum yang peduli dengan perkembangan mode muslim di Indonesia hadir dalam event ini. Tidak heran selama 5 hari, lokasi acara selalu ramai dan padat. MuFFest 2016 menyuguhkan banyak acara yang tidak hanya inspiratif tetapi juga bermanfaat. Mulai dari pagelaran busana, pameran dagang, talkshow, workshop, kompetisi, seminar, sampai bazar makanan halal pun ada.
Sebagai seorang hijaber yang mengenal fashion hanya sebatas bagaimana mix and match outfit sehari-hari, menghadiri MuFFest bagaikan seperti di surga. Aku belajar banyak hal terutama tentang bagaimana para desainer mengeksekusi ide mereka menjadi suatu karya yang indah dan bermakna. Ini bisa dilihat dari pagelaran busana yang berlangsung. Para desainer handal dari dalam negeri seperti Hannie Hananto, Ria Miranda, Jenahara, Monika Jufry, Ima Mutiara, Nuniek Mawardi, Restu Anggraini, Itang Yunasz, Deden Siswanto, Ali Charisma, Sotie, Najua Yanti, Norma Hauri, Ina Priyono, Khanaan Samlan, Oka Diputra, Dwi Iskandar, Eridani, dan Nur Zahra unjuk kebolehan menampilkan karya rancangan mereka. Tidak hanya dari dalam negeri, MuFFest juga menghadirkan busana karya desainer dari perwakilan Malaysia Fashion Week dan desainer dari negara yang tergabung dalam Islamic Fashion and Design Council (IFDC).
Pada hari ke-empat MuFFest, yaitu pada tanggal 28 Mei 2016, aku dan beberapa teman blogger dari BloggerCrony Community mendapat kehormatan untuk mewawancarai Mr Abu Bakar Yusof, Director of Lifestyle Section, MATRADE. Sebagai perwakilan dari negara Malaysia, Mr Abu Bakar Yusof menyampaikan tentang pandangan dan harapannya terhadap perkembangan muslim modest fashion di Indonesia, Malaysia, dan juga dunia.
Dalam wawancara, Mr Abu Bakar Yusof Malaysia mengatakan bahwa Malaysia juga telah menyelenggarakan acara seperti MuFFest, yaitu Malaysia Fashion Week sejak tahun 2014. Selain untuk mempromosikan acara Malaysia Fashion Week yang tahun ini akan diselenggarakan di bulan November, beliau juga menyampaikan bahwa mereka (perwakilan Malaysia) datang ke Indonesia dengan tujuan untuk sama-sama mencari peluang untuk berkolaborasi antar desainer Indonesia dan Malaysia.
Mr Abu Bakar Yusof, Director of Lifestyle Section, MATRADE |
Sebagai negara yang bertetangga dengan kebudayaan yang tidak jauh berbeda, Mr Abu Bakar Yusof percaya kerjasama antar negara sangat besar peluangnya. Apalagi kalau dilihat dari trend global, banyak brand internasional, sebut saja Zara, H&M, Dolce & Gabanna, dan Uniqlo kini mulai melirik pasar muslim dan modest fashion.
Beliau juga menyampaikan bahwa kolaborasi antar negara ini sangat penting untuk memajukan industri fashion kedua negara, khususnya fashion muslim. Jadi ini sangat penting untuk berkolaborasi untuk memajukan industri fashion, khususnya fashion muslim. Selain agar Malaysia Fashion Week semakin dikenal, kolaborasi juga bertujuan untuk meningkatkan perdagangan.
Malaysia Fashion Week. Pict source: www.malaysiafashionweek.my |
Malaysia Fashion Week yang tahun ini akan digelar pada tanggal 2-5 November 2016 diharapkan bisa lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dengan tema inclusiveness dimana semua bergabung menjadi satu, mulai desainer baik desainer baru dan yang sudah mapan sampai pelaku bisnis, diharapkan acara tersebut bisa menarik minat para desainer internasional yang bergerak di bidang muslim fashion dan modest style. Mr Abu Bakar Yusof juga menyampaikan optimisme beliau bahwa Malaysia Fashion Week akan memberikan hasil (profit) yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. Oleh karena itu, beliau secara terbuka mengajar para desainer Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam ajang Malaysia Fashion Week. Mereka yang ikut meramaikan event ini akan mendapatkan peluang besar untuk promosi dan mengembangkan pasar produk mereka pada pasar lokal dan internasional dan mendapatkan keuntungan maksimal. Ini dikarenakan Malaysia Fashion Week tahun ini fokus pada B2B (Business to Business) dan exposure.
Ketika ditanya pendapatnya mengenai MuFFest 2016 yang pertama kali diselenggarakan ini, Mr Abu Bakar Yusof berujar, “I think they (organizer) have done a very good job. And I think there are many areas that we can work together in Malaysia Fashion Week and Muslim Fashion Festival.” Beliau salut dalam waktu yang singkat penyelenggara MuFFest mampu memberikan yang terbaik dengan rangkaian acara yang bagus dan juga fashion show dengan koreografi yang memukau.
Dengan kreativitas tinggi pada produk fashion Indonesia, juga dengan beragam desain baik kontemporer maupun modest style, Mr Abu Bakar Yusof optimis Indonesia bisa semakin maju dalam industri fashion muslim modest dunia.
Dari wawancara ini, optimisme Mr Abu Bakar Yusof menular pada aku. Apabila desainer Indonesia mau dan terus aktif berpromosi baik di dalam dan luar negeri, aku optimis target Indonesia untuk menjadi Pusat Fashion Muslim Dunia di tahun 2020 bisa tercapai. Jangan takut untuk menyebar luaskan karya rancangan desainer Indonesia karena kita semua patut bangga dan mendukung. So, buat para desainer Indonesia, teruslah berkarya dan tunjukkan pada dunia bahwa kita bisa dan berhak menjadi Pusat Fashion Muslim Dunia di tahun 2020.
Thanks for reading!
Leave a Reply