Happy Monday!
Tidak terasa sudah hari Senin lagi ya. Bagaimana weekend kalian semua? Semoga apapun yang kalian lakukan saat weekend bisa mengembalikan semangat untuk kembali bekerja dan beraktivitas. Di awal bulan Juli ini kita merayakan Hari Raya Idulfitri. Hari di mana keluarga, teman, tetangga saling bersilaturahmi. Tentunya momen silaturahmi akan membuat hubungan menjadi lebih dekat dan akrab. Tetapi, bagaimana cara kita bersilaturahim kepada orang-orang yang telah mendahului kita?
Bicara tentang silaturahim, terutama silaturahim terhadap sanak saudara atau teman yang telah meninggal, kebanyakan orang (termasuk aku) melakukannya dengan cara takziyah atau ziarah kubur. Namun bagaimana cara kita tetap menjaga hubungan baik dengan keluarganya?
Tadi malam aku chatting dengan teman-teman kuliah. Mereka sedang merencanakan meet up rutin tiap tahun, tepatnya setelah momen Lebaran. Kami membicarakan tentang lokasi, waktu, dan segala tetek bengeknya. Lalu salah seorang temanku memberi usul untuk menabung seikhlasnya untuk dana takziyah dan santunan bagi nanti siapapun yang lebih dulu dipanggil oleh Yang Maha Memiliki.
Ternyata, temanku belajar dari pengalaman almarhum kakak iparnya. Teman-teman SMA almarhum sudah dari dulu menabung untuk dana takziyah dan santunan ini. Setiap tahun, tepatnya malam takbiran, perwakilan dari teman-teman alumni SMA berkunjung ke rumah dan menyerahkan santunan kepada keponakan temanku. Uang santunannya bisa dipergunakan untuk banyak hal. Hal ini sudah berlangsung sejak 2007 hingga saat ini. Temanku bercerita orang tuanya (kebetulan istri almarhum dan anaknya tinggal serumah dengan orang tua) selalu terharu setiap kali perwakilan dari teman almuni SMA berkunjung. Bukan karena santunan yang diberikan, tetapi karena perhatian dan hubungan yang masih dijaga dengan baik oleh mereka.
Aku terhenyak membaca chat temanku ini. Cerita yang disampaikan temanku membuat aku terdiam dan berpikir, sejauh mana aku telah menjaga silaturahim dengan keluarga atau teman yang telah mendahului aku? Padahal menjaga silaturahim itu sangat dianjurkan dan mendapatkan pahala, bahkan bisa memperlancar rejeki. Dari cerita ini, aku tergerak untuk mengikuti jejak teman almarhum menyisihkan dana untuk santunan dan takziyah.
Sebetulnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga silaturahim. Apalagi teknologi sekarang sangat membantu. Sebut saja Skype, video call, telepon, sms, messenger, dan masih banyak media lainnya. Meskipun begitu, silaturahim dengan cara bertatap muka tentu saja memiliki kesan yang lebih dalam. Semoga di tengah kesibukan kita semua, kita tetap berusaha menjaga hubungan baik dengan kerabat dan sahabat dari orang yang telah mendahului kita. Aamiin.
Thanks for reading.
Amanda Ratih says
Saya juga selalu menjaga silaturahmi, takut besok2 ga bisa ktemu, umur siapa yg tau mba
Atisatya Arifin says
Huhuhu…. betul mbak… jangan sampai tali silaturahim terputus ya mbak…
Okti Li says
Maaf baru bisa bersilaturahmi ya Mbak…
ini silaturahmi versi kita, para blogger
dengan blogwalking kita silaturahminya
ya, sukur-sukur kedepannya bisa kopdaran, biar bisa jumpaa langsung 😉
Atisatya Arifin says
Betul mbak, blog walking adalah satu cara menjalin silaturahim antar blogger ya.
Aamiin, semoga bisa kopdaran ya tapi jangan kaget nanti kalau ketemu Tya. Hihihi.
Catcilku says
Baru denger kali ini kalau ada dana santunan yang dikoordinir untuk menjaga silaturahim, keren ya. Perlu untuk ditiru
Atisatya Arifin says
Betul mbak, aku setelah diceritain temanku ini langsung ajukan ke teman-teman lain melakukan hal yang sama….
Nur Rochma says
Idenya bagus dan pastinya bermanfaat banget. Ngumpulin dana takziah.Biasanya kalau kumpul teman2 paling cuma ngobrol gak jelas.
Atisatya Arifin says
Iya mbak, apalagi tujuannya mulia ya. Jadi kumpul-kumpul terasa lebih bermakna.